Klasifikasi Spektrum Bintang


Bintang juga dapat diklasifikasikan berdasarkan spektrumnya. Melalui spektrumnya, banyak yang dapat diketahui seperti suhu dan komposisi yang terdapat pada bintang tersebut (Hawking, 2011). Spektrum merupakan hasil dari pembiasan garisan elektromagnetik yaitu cahaya.Selain dari itu, cahaya putih adalah gabungan dari berbagai warna, yang mana setiap cahaya mempunyai kekuatan tertentu (Maran, 2005). Sebagai contoh, warna merah mempunyai tingkat kekuatan yang paling rendah jika dibandingkan dengan warna ungu yang mempunyai tingkat kekuatan yang
paling tinggi (Schaaf, 2008).



Pada tahun 1863, seorang astronom bernama Angelo Secchi mengelompokan spektrum bintang kedalam empat golongan berdasarkan kemiripan susunan garis spektrumnya (Seed, 2005). Dari hasil klasifikasi bintang yang dilakukan oleh Secchi, Edward Charles Pickering ditahun 1880 memulai penyelidikan spektrum bintang secara fotografi bertempat diobservatorium Harvard. Dengan menggunakan prisma obyektif (Pickering, 1890) para astronom di Harvard meng-klasifikasikan bintang berdasarkan kuat garis-garis serapan pada deret Balmer dari hidrogen netral (H I), memperluas penggolongan dan menamakan kembali penggolongan dengan huruf A, B, C dan seterusnya hingga P, dimana bintang kelas A memiliki garis serapan atom hidrogen paling kuat, B terkuat berikutnya dan seterusnya.



Asisten-asisten Pickering (Williamina Fleming, Annie Jump Cannon
, Antonia Maury, dan Henrietta Swan Leavitt), memulai sebuah proyek skala besar pengklasifikasian spektrum bintang. Antara tahun 1911 sampai 1949, 400.000 bintang telah didaftarkan ke dalam katalog Henry Draper. Para ‘gadis’ Harvard ini, khususnya Cannon dan Maury, kemudian menyadari adanya sebuah keteraturan dalam semua garis-garis spektral (tidak hanya hidrogen) jika penggolongan bintang-bintang tersebutdiurutkan menjadi O, B, A, F, G, K, M. Kelas lainnya dihilangkan karena ditemukan bahwa beberapa di antaranya sebenarnya merupakan kelas yang sama (Cannon & Pickering, 1901).

Pada awalnya urutan pola spektrum ini diduga karena perbedaan susunan kimia atmosfer bintang. Namun, kemudian disadari bahwa urutan tersebut sebenarnya merupakan urutan temperatur permukaan bintang,setelah pada tahun 1925, Cecilia Payne Gaposchkin berhasil membuktikan hubungan tersebut.

Berikut ini adalah daftar klasifikasi bintang yang dikenal dengan klasifikasi Hardvard atau klasifikasi bintang berdasarkan spektrum. Kelas bintang ini dimulai dari yang paling panas hingga yang paling dingin(dengan massa, radius dan luminositas dalam satuan Matahari).

 Berdasarkan spektrumnya bintang diklasifikasikan menjadi tujuh kelas yaitu: O, B, A, F, G, K dan M di urutan penurunan suhu. Setiap jenis dibagi menjadi persepuluh. Sebagai contoh,bintang terpanas di tipe G adalah G0 dan paling rendah adalah G9. Matahari adalah bintang G2.

Referensi 

-Hawking, S. (2011). Sejarah Ringkas Masa dari Letupan Besar ke Lohong Hitam,Abd.Khalik  Sulaiman (terj,). Kuala Lumpur: DBP.
-Maran, S. P. (2005). Astronomy for Dummies. Hoboken, N.J: Wiley Publishing Inc.
-Schaaf, F. (2008). The Brightest Stars. Hoboken, N.J : John Wiley & Sons.
- Pickering, E. C. (1890). The Draper Catalogue of stellar spectra photographed with the 8-inch Bache telescope as a part of the Henry Draper memorial.Annals of Harvard College Observatory, 27.
- Seed, M. A. (2005). Astronomy: The Solar System and Beyond. Belmont, Canada: Thomson Brooks/Cole. -Cannon, A. J., & Pickering, E. C. (1901). Spectra of bright southern stars photographed with the 13 inch Boyden telescope as part of the Henry Draper Memorial. Annals of Harvard College Observatory, 28.
 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belajar Mudah Medan Magnet dengan Media Pembelajaran Sederhana